Bantu Pak Suyoto Penjual Mainan Anak Tradisional - Situs Informasi Populer Jowo News

Situs Informasi Populer Jowo News

NQNia.blogspot.com Is a Premium Template Sharing Blog


Beberapa kali saya melihat bapak ini berjualan di sepanjang jalan Sekaran-Patemon Gunungpati, Kota Semarang daerah Unnes.

Diketahui bapak ini bernama Pak Suyoto yang berasal dari Ambarawa. Langkah kakinya begitu perlahan menyusuri panasnya jalanan Kota Semarang. Panas matahari siang hari dan dinginya air hujan tak menyurutkan langkahnya untuk terus menjajakan daganganya. Usianya tak lagi muda, kadang terlihat susah payah untuk berjalan.

Bakul yang dibawa dipunggungnya terasa berat, namun tidak pernah diperdulikan olehnya. Pulang membawa sedikit uang untuk membeli makanan untuk keluarga jauh lebih penting dari segalanya. Tanggung jawab memberi nafkah tentu harus dipenuhi meski dengan perjuangan dan pengorbanan yang tidak mudah.

Beliau selalu menjajakan daganganya berupa mainan anak-anak dengan berjalan kaki. Mainanya ini sangat tradisional yang terbuat dari bambu dan kertas, jumlahnya sangat banyak. Kadang Pak Suyoto terlihat di daerah Semarang Kota bahkan sampai kampus Undip. Berangkat dari rumah pada pagi hari dan pulang pada malam hari.

Tentunya menjual mainan anak-anak tradisional tidak mudah ditengah perkembangan zaman yang semakin modern, anak-anak lebih suka bermain Clash Of Clan dan Clash Royale di smartphone. Namun untuk menyambung hidup dan memperoleh sedikit penghasilan beliau tetap berharap ada yang membeli daganganya.

Meski mainan yang dijual sederhana dan dijual murah seharga 3500 untuk 1 buah dan 10.000 untuk 3 buah, proses membuatnya tidak mudah dan butuh keterampilan dan ketekunan. Butuh proses lama untuk membuat 1 mainan, tapi harganya tak sebanding dengan apa yang dilakukan. Mungkin harga 3000 sangat murah bagi kita, namun bagi beliau sungguh nominal yang sangat berharga.

Semoga beliau selalu dilimpahkan rezeki oleh Allah SWT untuk menghidupi keluarga di rumah. Kadang air mata menetes ketika melihat perjuangan seorang ayah yang tetap beruaha meski dalam keterbatasan.

Yuk jika memliki sedikit rezeki bisa dibeli mainanya untuk anak-anak di lingkungan keluarga maupun di rumah, beliau sudah berjuang untuk menyambung hidup dan tidak mau meminta belas kasihan orang lain. Bantulah mereka yang berjuang dengan berdagang, ingat mereka tak pernah sedikitpun meminta belas kasihan siapapun, dengan membeli kita sudah memberi mereka harapan untuk terus melanjutkan hidup bersama keluarganya.

Sumber: FB Hanendya Disha Randy Raharja

Bantu Pak Suyoto Penjual Mainan Anak Tradisional


Beberapa kali saya melihat bapak ini berjualan di sepanjang jalan Sekaran-Patemon Gunungpati, Kota Semarang daerah Unnes.

Diketahui bapak ini bernama Pak Suyoto yang berasal dari Ambarawa. Langkah kakinya begitu perlahan menyusuri panasnya jalanan Kota Semarang. Panas matahari siang hari dan dinginya air hujan tak menyurutkan langkahnya untuk terus menjajakan daganganya. Usianya tak lagi muda, kadang terlihat susah payah untuk berjalan.

Bakul yang dibawa dipunggungnya terasa berat, namun tidak pernah diperdulikan olehnya. Pulang membawa sedikit uang untuk membeli makanan untuk keluarga jauh lebih penting dari segalanya. Tanggung jawab memberi nafkah tentu harus dipenuhi meski dengan perjuangan dan pengorbanan yang tidak mudah.

Beliau selalu menjajakan daganganya berupa mainan anak-anak dengan berjalan kaki. Mainanya ini sangat tradisional yang terbuat dari bambu dan kertas, jumlahnya sangat banyak. Kadang Pak Suyoto terlihat di daerah Semarang Kota bahkan sampai kampus Undip. Berangkat dari rumah pada pagi hari dan pulang pada malam hari.

Tentunya menjual mainan anak-anak tradisional tidak mudah ditengah perkembangan zaman yang semakin modern, anak-anak lebih suka bermain Clash Of Clan dan Clash Royale di smartphone. Namun untuk menyambung hidup dan memperoleh sedikit penghasilan beliau tetap berharap ada yang membeli daganganya.

Meski mainan yang dijual sederhana dan dijual murah seharga 3500 untuk 1 buah dan 10.000 untuk 3 buah, proses membuatnya tidak mudah dan butuh keterampilan dan ketekunan. Butuh proses lama untuk membuat 1 mainan, tapi harganya tak sebanding dengan apa yang dilakukan. Mungkin harga 3000 sangat murah bagi kita, namun bagi beliau sungguh nominal yang sangat berharga.

Semoga beliau selalu dilimpahkan rezeki oleh Allah SWT untuk menghidupi keluarga di rumah. Kadang air mata menetes ketika melihat perjuangan seorang ayah yang tetap beruaha meski dalam keterbatasan.

Yuk jika memliki sedikit rezeki bisa dibeli mainanya untuk anak-anak di lingkungan keluarga maupun di rumah, beliau sudah berjuang untuk menyambung hidup dan tidak mau meminta belas kasihan orang lain. Bantulah mereka yang berjuang dengan berdagang, ingat mereka tak pernah sedikitpun meminta belas kasihan siapapun, dengan membeli kita sudah memberi mereka harapan untuk terus melanjutkan hidup bersama keluarganya.

Sumber: FB Hanendya Disha Randy Raharja
Load Comments

Subscribe Our Newsletter

Notifications

Disqus Logo